detik-detik berlalu bagai bandul berat
yang enggan bergerak. begitu lambat dan panjang
setiap detik yang kulalui
adalah sayatan pisau tajam
setiap tarikan nafas yang kuhela
adalah tikaman. pelan, perlahan
mengucurkan darah penantian
setiap malam yang kulalui adalah siksaan,
dan pagi saat kubuka mata adalah awal
dari perjalanan panjang, dan melelahkan
aku tersudut
sendiri, dikepung kesunyian di tengah
amuk perasaan rindu
hampa
"..... kau di mana?"
Where are you: bagi yang pernah merasa rindu, kangen dengan seseorang, sementara yang dikangeni itu jauh yang gak mungkin buat ketemuan, sampai-sampai kamu gak tau harus berbuat apa, pasti puisi ini 'kena', ya gak? Saya akui puisi ini, kalau saya bilang sih cukup 'jambu', atau roman, atau apalah sebutannya bagi sesuatu yang agak berlebihan picisannya. Atau mungkin ada juga yang berpendapat nih puisi saaangat picisan. Tapi..............percaya deh, bagi yang pernah merasakan seperti apa yang ditulis didalamnya, atau bagi yang lagi sedang merasakan yang seperti ini, pasti bilang "dalam bangeeeet.....!
Iya sih, saya juga pernah merasakannya, makanya saya tulis puisi ini, waktu itu di kamar saya, sendirian, malam-malam, hujan-hujan, wuihh.........pokoknya suasananya pas banget hingga terciptalah mahakarya saya ini.
Nah... beberapa tahun kemudian saya terkaget-kaget sendiri ketika sedang membuka-buka buku harian. Kaget, saya pernah menulis kata-kata sedahsyat (bagi saya) ini. Senang campur heran, kok saya bisa ya bikin tulisan kayak gini.
Jadi, bagi yang sempat mampir di sini, tolong kasih komen ya!
puisi yang bagus...mungkin sekarang gak berarti apa2 (seperti yg kamu bilang)..tp saat dulu..pasti lebih dari sebuah puisi yg menggambarkan sosok helma yg sebenarnya...LIKE THIS..
ReplyDeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteoh ya....i create this poem when i was still in love with someone from my high school. that was long-long time ago. funny, happy and sad experience if i may say...now i have someone else for real. and i love him so much.
ReplyDelete